*

Syarat Mengamalkan Wirid I

  • Mantap atau punya keyakinan bahwa wirid yang dia amalkan akan membuahkan hasil, karna seseorang yang mengamalkan suatu amalan kemudian dia ragu-ragu, maka amalannya tidak akan bermanfaat dan tidak akan membuahkan hasil.
  •  Istiqomah atau tekun mengamalkan tanpa putus-putus. Jika seseorang mengamalkan suatu wirid lantas tidak membuahkan hasil, maka dia harus mengulanginya kembali dan tidak boleh meninggalkannya. karna barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil, dan setiap orang yang bersungguh-sungguh tentu mendapatkan hasil. Oleh karena itu, seandainya dia menghentikan amalannya dan tidak mengulanginya kembali tentu dia tidak akan mendapatkan hasil sama sekali, dan jika melanjutkan amalannya kembali tentu akan menuai hasilnya sekalipun dalam waktu yang agak lama.
  • Merahasiakannya, dengan cara mengamalkan wiridnya ditempat sepi sekiranya tidak ada seorangpun yang melihat anda, dan tidak boleh bercerita kepada siapapun bahwa anda sedang mengamalkan suatu amalan, karna Rosulullah telah bersabda : استعينوا على قضاء حاجتكم بالكتمان artinya : "Carilah pertolongan terhadap hajatmu dengan cara merahasiakannya".
  • Takwa atau takut kepada Allah dan berusaha selalu makan makanan / minuman yang halal, tidak menyakiti orang lain, membantu penderitaan orang lain, meninggalkan gunjingan, tidak melakukan adu domba, selalu berkata jujur, memberi nasehat baik kepada orang awam / orang khusus, dan memandang mereka dengan pandangan belas kasih. Para ulama bersepakat bahwa orang mempunyai sifat seperti ini selagi dia banyak berbuat baik, maka banyak pula amalannya yang akan sukses, karna barang siapa selalu takut kepada Allah, maka Allah akan menundukkan segala sesuatu kepadanya.
  • Amalan yang dia amalkan sesuai dengan hukum syariat dan didalamnya tidak ada unsur hukum subhat (hukum remang-remang antara halal dan haram).
  • Tidak mengamalkan suatu wirid untuk tujuan yang remeh. Maksud remeh disini dia masih bisa mengatasi masalah yang dia hadapi walau tanpa menggunakan wirid. Demikian ini, karna dia seakan-akan telah merendahkan martabat khodam dari wirid yang dia amalkan, dimana dia telah menggunakannya untuk tujuan yang remeh, sedang kita tahu bahwa khodam suatu wirid itu sangat kuat dan sangat sakti.
  • Niatnya bertujuan karena Allah SWT.
  • Jika amalannya berupa mahabbah, pengobatan atau pelebur nyawa , hendaklah dia menyebut nama nya dan nama ibunya. Demikian ini jika diketahui nama Ibunya, namun jika tidak diketahui nama Ibunya maka cukup menyebut nama HAWA sebagai gantinya.
$0D